Sistem Irigasi Tetes Sukses Tingkatkan Produktivitas Pertanian Kelompok Wanita Tani Golo Pua

Desa Golo Pua memiliki 4 Kelompok Wanita Tani yang aktif mengembangkan pertanian hortikultura. Keempat kelompok ini dibentuk pada tahun 2019 yang merupakan kelompok dampingan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kuwus.  Anggota Kelompok Wanita Tani mencapai lebih dari 70 orang. Sejak tahun 2019, kelompok ini mulai mengembangkan pertanian hortikultura khususnya cabai dengan pola tradisional. Dengan sistem ini menyebabkan pemanfaatan lahan tidak maksimal karena proses persiapan lahan, pembentukan bedeng, penyiraman, dan lainnya masih mengandalkan tenaga manusia. Pendampingan tetap dilakukan oleh para Petugas Penyuluh Pertanian yang ada di Desa Golo Pua. Pada Tahun 2019, produksi cabai dari Desa Golo Pua cukup tinggi. Namun, sejak tahun 2021, produksi pertanian hortikultura mulai menurun akibat serangan hama, kelembaban tanah yang sulit dipertahankan, dan kurangnya pasokan air. Kondisi ini membuat pendapatan anggota Kelompok Wanita Tani mulai menurun. 






















Tetapi, kelompok Wanita Tani di desa ini tetap membuktikan bahwa mereka adalah motor penggerak dalam pengembangan hortikultura di desa. Pada tahun 2022, atas dukungan Pemerintah Desa Golo Pua, Kelompok Wanita Tani membuka ruang bersama Gugah Nurani Indonesia Manggarai Barat CDP untuk didampingi dalam pengembangan Pertanian Hortikultura. Untuk mengatasi masalah-masalah pertanian, Gugah Nurani Indonesia memperkenalkan sistem irigasi tetes yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil panen dan efisiensi penggunaan lahan. Pola ini bisa merubah sistem pertanian tradisional ke pertanian modern. Penggunaan pola irigasi tetes ini memberikan dampak positif pada pengembangan pertanian hortikultura, seperti perluasan lahan hingga 2 hektar dan penambahan jenis sayuran dari yang sebelumnya hanya cabai menjadi buncis, wortel, kacang panjang, labu, terung, dan daun bawang. Kegiatan penyiapan lahan dan penyiapan jaringan irigasi tetes mulai dilakukan pada bulan Mei 2023. Pada bulan November 2023, dilakukan panen beberapa sayuran yang ditanam di lokasi irigasi tetes misalnya buncis, wortel, kacang panjang, mentimun, dan daun bawang. Dengan pola ini, terjadi efisiensi tenaga kerja dalam penyiraman, penggunaan air, dan waktu penyiraman air. Pola penggunaan air dengan sistem ini juga tepat sasaran sehingga kelembaban tanah bisa tetap terjaga. Pada bulan Januari 2024, dilakukan panen perdana untuk jenis cabai. Akhir Juni 2024, produksi cabai sudah mencapai hampir 3 ton. 

Dengan hasil produksi yang cukup tinggi, para petani mulai beralih fungsi lahan dari sawah tadah hujan menjadi pertanian hortikultura yang berkelanjutan. Ibu Irene Darti, Ketua Kelompok Wanita Tani, mengakui bahwa hasil dari pola pengembangan hortikultura dengan sistem irigasi tetes ini bisa mencapai lima kali lipat dari pendapatan semula yang hanya mengandalkan sawah tadah hujan.
 





















Gugah Nurani Indonesia berharap, dengan keberhasilan ini, Kelompok Wanita Tani Golo Pua dapat menjadi contoh inspiratif bagi komunitas lainnya untuk menerapkan metode pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan. Kemudian, teknik irigasi tetes dapat terus mendukung peningkatan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di daerah mereka sehingga hasil panen dapat melimpah dan dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarga petani, serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal. Kami juga berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan pelatihan agar para petani semakin mahir dalam menerapkan teknik-teknik pertanian yang inovatif dan berkelanjutan. Mari kita bersama-sama mendukung dan memperluas inisiatif-inisiatif pertanian yang inovatif ini demi masa depan yang lebih baik.

Diedit oleh: Tim FD

Dapatkan banyak keuntungan

Buat akun GNI